Merajut Asa di Kampus Darussalam – Pengalaman Inspiratif Mahasiswa PMDSU

Saya Agung Setia Batu Bara, putra asli Kuala Simpang, Aceh Tamiang. Tanggal 30 September 1990 adalah hari kelahiran saya. Saya merupakan anak ke lima dari delapan bersaudara. Jika menilik latar belakang keluarga, maka saya sangat bersyukur dapat menempuh studi hingga perguruan tinggi seperti yang saya nikmati saat ini. Kedua orang tua saya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. (Almarhum) ayah, dulunya sehari hari bekerja sebagai harlan bus penumpang rute Kuala Simpang-Medan di Terminal Kuala Simpang. Sementara ibu tidak bekerja, beliau ibu rumah tangga biasa.

Program sarjana saya tempuh di prodi Budidaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP), Universitas Syiah Kuala dalam jangka waktu 3,5 tahun. Selepas itu, saya bekerja sebagai sebagai laboran (teknisi) di FKP Unsyiah dengan status pegawai kontrak. Oh ya, saat menempuh S1 saya dibimbing Prof. Dr. Muchlisin Z.A., S.Pi, M.Sc, beliau saat ini Dekan FKP Unsyiah.

Tahun 2013, teman satu bimbingan saya memperoleh beasiswa Program Magister Menuju Doktor Mahasiswa Unggul (PMDSU) batch I di Institut Pertanian Bogor. Saya sangat termotivasi kala itu dan itulah awal mula saya mengenal program PMDSU. Sekitar awal 2015 Prof. Muchlisin menceritakan bahwa Unsyiah akan mendapatkan kesempatan menjadi penyelenggara beasiswa PMDSU batch II dan saya disarankan untuk bersiap mengikuti seleksi beasiswa tersebut. Saya sungguh sangat terlecut. Saya harus bersaing dengan 12 calon penerima beasiswa lainnya dari seluruh Indonesia. Awalnya sempat ragu akan lulus, dikarenakan beberapa syarat yang diajukan calon promotor saat wawancara yang belum dapat saya penuhi, yakni kemampuan bahasa Inggris dan proses analisis genetik yang belum pernah saya lakukan.

Untuk dapat lulus beasiswa PMDSU batch II, saya disyaratkan mengikuti kursus bahasa Inggris serta training analisis genetik oleh calon promotor, Prof Dr Muchlisin ZA. Kursus bahasa Inggris saya ikuti di Pusat Bahasa Unsyiah dan training analisis genetik di IPB Bogor. Selepas dinyatakan lulus dan mendapatkan beasiswa PMDSU Batch II, saya masuk program Magister Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu (MPSPT) Unsyiah selama setahun dan di tahun kedua saya langsung ditransfer ke program doktoral pada prodi Doktor Matematika dan Aplikasi Sains (DMAS).

Adapun bidang penelitian yang saya dalami adalah bio-ekologi dan genetik ikan naleh (Barbonymus gonionotus) sebagai dasar pengembangan budidaya. Saya melakukan penelitian selama satu tahun di Kabupaten Nagan Raya untuk mengoleksi sampel ikan, dimana setiap bulan saya mengunjungi lokasi penelitian 1 hingga 2 kali. Jadwal kuliah dan jadwal sampling ke Nagan Raya, saya jalani secara ketat. Selanjutnya, pada September tahun 2016, saya melakukan Short Course di Universiti Sains Malaysia (USM) sekaligus menganalisis sampel genetik penelitian yang sedang saya kaji.

Saya menjalani semua proses, baik kuliah maupun penelitian secara sangat ketat. Dari survei, analisis sampel hingga penulisan artikel saya lakukan dengan batas waktu yang ditentukan oleh promotor. Jadwal saya di laboratorium dari pukul 08:30 s/d 22:00 setiap hari, tanpa libur. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian dapat ditulis dan diselesaikan secepat mungkin sehingga kewajiban publikasi sebagai syarat kelulusan dapat terpenuhi tepat waktu. Seperti mahasiswa doctoral lainnya, saya juga mengalami kendali dalam proses publikasi. Pernah, tujuh kali artikel saya ditolak oleh jurnal sebelum terbit. Belum lagi beberapa paper lainnya yang berstatus re-submit, setelah ditolak berkali-kali. Namun saya tidak pernah putus asa. Promotor saya menyarankan beberapa penerbit jurnal lainnya sebagai alternatif tujuan publikasi.

Selain fokus pada riset doktoral, saya ikut membantu mahasiswa bimbingan Prof. Dr. Muchlisin yang tergabung dalam satu grup riset, dari program sarjana hingga doktoral. Kami saling diskusi tentang penelitian yang akan dilakukan masing-masing dan saling membantu pada saat penelitian. Inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya group riset Ichthyos Research Group. Ichthyos berasal dari kata Ichthyology dan dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari semua aspek tentang ikan. Sejauh ini Ichthyos Research Group adalah salah satu peer group yang paling produktif di Fakultas Kelautan dan Perikanan khususnya dan Unsyiah umumnya. Tercatat lebih kurang 27 publikasi internasional terindek Scopus yang dihasilkan oleh anggota group ini selama 2 tahun terakhir (2017-2018) atau rerata 13,5 judul per tahunnya.

Selama ini saya melakukan penelitian fokus terhadap ikan lokal Provinsi Aceh, meliputi ikan keureling (Genus Tor), Ileh (Genus Anguilla), Seurukan (Genus Osteochilus) dan naleh (Genus Barbonymus). Hal ini saya lakukan karena jenis ikan yang dipelihara di Provinsi Aceh didominasi oleh ikan-ikan asing hasil introduksi dari luar Aceh dan bahkan luar negara. Kondisi ini memberikan tekanan kepada populasi ikan asli setempat. Sementara itu Aceh juga memiliki potensi ikan asli yang tidak kalah baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, diantaranya adalah ikan naleh Barbonymus gonionotus (spesies yang menjadi fokus penelitian program S3 saya). Namun sayangnya teknologi breeding ikan naleh belum berkembang di Provinsi Aceh sehingga pengembangan usaha budidayanya ikut terkendala. Salah satu penyebabnya adalah belum tersedianya informasi dasar tentang biologi dan ekologi ikan ini di perairan Aceh. Misalnya informasi tentang biologi reproduksi dan kebiasaan makanan penting diketahui untuk mengembangkan teknologi pembenihan dan penyediaan pakan buatan untuk mendukung usaha budidaya dimasa mendatang. Selain itu informasi genetik ikan naleh yang juga terangkum dalam penelitian dapat menjadi informasi keanekaragaman flasma nutfah di Provinsi Aceh yang akan kita simpan di National Center for Biotechnology Information (NCBI) Genbank yang berfungsi melegitimasi bahwa spesies tersebut benar berasal dari Provinsi Aceh. Hasil penelitian tersebut dapat diakses pada akun saya di Scopus (https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=6506974015) dan Google Cendikia (https://scholar.google.co.id/citations?user=kyIwDL0AAAAJ&hl=en).

Selama pendidikan, saya telah mengikuti tiga kali seminar international, sekali di Vietnam dan dua kali di dalam negeri. Saat ini, Alhamdulillah saya telah mempublikasikan 20 karya ilmiah, dimana 15 artikel terindeks Scopus dan 5 artikel lainnya terindeks Sinta 2 dan 3. Publikasi artikel terindeks Scopus, beberapa diantaranya merupakan jurnal bereputasi dari Q3 hingga Q1. Alhamdulillah saya memiliki h-indeks 3 di Scopus dan h-indeks 4 di google schoolar. Tahun 2019 ini saya telah menerbitkan 1 artikel dan 3 artikel dalam status accepted serta beberapa artikel lainnya dalam status under-review di jurnal terindeks Scopus.

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan kesempatan mendapatkan beasiswa PMDSU batch II. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya pada Kemenristek Dikti sebagai donatur dan Universitas Syiah Kuala sebagai penyelenggara beasiswa ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Promotor saya Prof. Dr. Muchlisin Z.A., S.Pi, M.Sc yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mendapatkan beasiswa ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan pada Ichthyos Research Group yang telah memberikan dukungan dan atmosfir akademik yang produktif. Adapun ke depannya saya berharap dapat mengabdi pada Universitas Syiah Kuala sebagai tenaga pendidik sekaligus peneliti. Saya menyadari masih sangat banyak kekurangan. Saya ingin terus belajar, belajar dan belajar.